Komplikasi Kesehatan Selama Puasa dan Bagaimana Menghadapinya?
Artikel ini sudah dibaca 6231 kali!
Ibadah puasa memang terkenal dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, ada beberapa komplikasi kesehatan yang umum terjadi selama berpuasa. Hal tersebut sebaiknya kita kontrol supaya tidak mengganggu ibadah puasa maupun kesehatan kita.
Heartburn (panas dada)
Heartburn merupakan sensasi seperti terbakar pada dada yang disebabkan iritasi oleh asam lambung yang naik ke saluran percernaan lebih atas (kerongkongan). Berpuasa dapat menurunkan jumlah asam lambung sehingga resiko naiknya asam lambung berkurang. Namun, saat seseorang memikirkan atau mencium bau makanan, otak dapat terstimulasi untuk menghasilkan lebih banyak asam sehingga bisa berakibat heartburn tersebut. Semakin banyak asam lambung dihasilkan, semakin besar resiko heartburn tersebut.
Orang-orang yang secara reguler mengkonsumsi obat seperti antasid dan PPI disarankan untuk tetap mengkonsumsinya sebelum sahur. Antasid itu sendiri merupakan penetralisir asam lambung sementara PPI bekerja dengan menurunkan produksi asam lambung. Juga, disarankan untuk menghindari makanan berminyak, gorengan, atau yang sangat pedas dapat mengontrol heartburn dan sendawa. Selain itu, kafein dan merokok juga sebaiknya dikurangi.
Kontrol Diabetes Tidak Terjaga
Orang yang harus secara teratur menginjeksikan insulin disarankan untuk tidak berpuasa karena resiko kesehatan dari tidak memberikan suplai insulin tersebut dianggap terlalu besar. Sementara untuk mereka yang memiliki diabetes terkontrol menggunakan obat-obatan sebaiknya berkonsultasi dengan dokternya sebelum mulai berpuasa.
Kadar glukosa sebaiknya dimonitor secara teratur mengingat kondisi terlalu rendahnya kadar gula darah dapat berbahaya. Jika tidak teratasi, penderita bisa pingsan. Pusing, berkeringat dan disorientasi dapat mengindikasikan terjadinya kondisi hipoglikemi. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi air bergula atau meletakan gula atau permen kaya gula di bawah lidah.
Sakit Kepala
Dalam kondisi berpuasa, sakit kepala dapat muncul karena terjadi dehidrasi, kelaparan, istirahat yuang kurang baik, atau tidak adanya zat-zat adiktif yang dikonsumsi seperti kafein dan nikotin. Dalam mencegah sakit kepala, disarankan untuk diet yang moderate dan seimbang terutama dengan tidak meninggalkan makan sahur serta minum cairan yang cukup. Jika diperlukan, obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol dapat dikonsumsi.
Sakit kepala juga dapat dihindari dengan tidak mengekspos diri sendiri pada cahaya matahari langsung. Jika sedang keluar rumah, topi atau kacamata dapat digunakan untuk menahan sinar matahari serta menghindari silau akibat sinar mantahari. Untuk meredakan otot yang tegang, dapat dilakukan pemijatan lembut pada otot tersebut.
Dehidrasi
Dehidrasi merupakan hal yang umum terjadi selama berpuasa karena tubuh secara terus menerus kehilangan air dan garam melalui pernafasan, penguapan dan urinasi (air seni). Resiko dehidrasi meningkat jika konsumsi air sebelum puasa tidak cukup, baik setelah berbuka puasa maupun saat sahur. Resiko juga meningkat pada orang tua dan mereka yang menkonsumsi obat diuretik.
Jika sampai terjadi kondisi tidak mampu bangkit akibat dehidrasi, atau sampai mengalami disorientasi, sebaiknya segera meminum air secara teratur dengan jumlah air yang cukup (idealnya dengan gula dan garam) atau dioralyte atau lucozade.
Konstipasi
Untuk menjaga pergerakan usus tetap normal dan teratur, saat berpuasa sebaiknya tetap aktif. Juga, harus menjaga minum teratur dan makan makanan yang sehat. Konsumsi buah dan sayuran serta makanan yang kaya serat dapat mencegah konstipasi. Jika masalahnya masih tetap ada, dapat diberikan laksatif.
Stres
Kekurangan makanan dan air, perubahan rutinitas dan lebih pendekannya waktu tidur dapat menyebabkan stres. Supaya tidak terjadi efek yang berbahaya, harus diketahui sumber stres tersebut. Dengan mengetahuinya, kita dapat menghindari hal tersebut. Selain itu, disarankan untuk tidak berolahraga di bawah terik matahari. Selain menahan lapar, berpuasa juga menahan hawa nafsu termasuk rasa marah. Kontrol terhadap rasa marah tersebut juga berguna untuk bisa mengurangi resiko terjadinya stres.
Kontrol Berat Badan
Banyak orang yang merasa khawatir secara berlebihan bahwa dia akan merasa kelaparan saat berpuasa. Hal tersebut menimbulkan keinginan untuk mengkonsumsi sebanyak mungkin makanan saat sahur. Selain itu, saat berbuka puasa, tidak sedikit pula yang menerapkan unsur balas dendam, sehingga konsumsi makanan saat berbuka menjadi berlebihan. Oleh karena itu, kontrol makanan saat sahur maupun berbuka harus dilakukan untuk menghindari kenaikan berat badan yang tidak terkontrol.
Referensi:
NHS. Fasting: Health Risks. http://www.nhs.uk/Livewell/Healthyramadan/Pages/fastinghealthrisks.aspx