Guideline Terbaru Penatalaksaan Obesitas oleh Canadian Task Force on Preventive Health Care
Canadian Task Force on Preventive Health Care tahun ini mempublikasikan guideline terbaru bertajuk “Recommendations for Prevention of Weight Gain and Use of Behavioural and Pharmacologic Interventions to Manage Overweight and Obesity in Adults in Primary Care”. Prevalensi obesitas di seluruh dunia saat ini mengalami peningkatan. Tentunya, beban kesehatan pun akan semakin meningkat mengingat tingginya keterkaitan antara kelebihan berat badan dengan penyakit-penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, cancer, DM tipe 2, osteoarthritis dan nyeri punggung.
Faktor risiko obesitas yang bersifat multifaktorial terutama terkait faktor biologis, kebiasaan, social dan faktor lingkungan yang saling berinteraksi dalam menghasilkan ketidakseimbangan jumlah energy yang dikonsumsi dengan yang dikeluarkan membuat pendekatan manajemen obesitas pun perlu dilakukan secara komprehensif mencakup modifikasi dari faktor-faktor tersebut. Pendekatan yang mungkin dilakukan di antaranya adalah promosi kesehatan dalam menjaga berat badan yang sehat, peningkatan aktivitas fisik dan pola diet yang sehat. Hal tersebut disokong oleh kebijakan dari pemerintah. Dalam hal ini terutama erat kaitannya dalam memfungsikan penyedia layanan primer dalam mencegah dan mentatalaksana obesitas.
Tujuan utama dari guideline ini adalah untuk memberikan rekomendasi yang berbasis bukti untuk intervensi yang terstruktur dalam mencegah peningkatan berat badan pada orang dewasa dengan berat badan normal. Juga, memberikan rekomendasi terkait intervensi behavior dan farmakologis untuk menurunkan berat badan populasi dengan overweight atau obesitas, termasuk mereka yang memiliki risiko DM tipe 2. Sebagai catatan, disebutkan bahwa guideline ini belum dapat diaplikasikan untuk orang dengan BMI 40 atau lebih yang mana menurut rekomendasi dari Canadian Task Force on Preventive Health Care akan mendapatkan lebih banyak manfaat dari program spesialis bariatrik.
Pengukuran indeks massa tubuh. Saat ini, dalam menentukan status obesitas kita menggunakan pengukuran indeks massa tubuh. IMT menggambarkan komposisi tubuh yang memiliki keterkaitan dengan mortalitas. 6 Metode tersebut dianggap masih yang paling ideal karena mudah diaplikasikan dan tidak mahal, tidak perlu pelatihan khusus maupun alat tertentu, serta dapat digunakan untuk memonitor berat badan secara berkala.
Beberapa hal yang penting dalam pengukuran terkait obesitas adalah lingkar pinggang serta waist-to-hip ratio. Lingkar pinggang secara independen berkaitan dengan risiko penyakit terkait obesitas seperti dm tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Pada pasien-pasien tersebut disarankan untuk menggunakan kedua metode pengukuran tersebut untuk memantau berat badan.
Terapi lini pertama dari obesitas adalah intervensi gaya hidup, seperti terapi kebiasaan. program diet dan aktivitas fisik. Sementara itu, terapi dengan farmakologi dan pembedahan menjadi pilihan hanya jika terdapat kasus obesitas yang berat.
Pencegahan peningkatan berat badan. Rekomendasi tentang pencegahan berat badan ditujukan untuk orang dewasa usia lebih dari atau sama dengan 18 tahun dengan berat badan yang normal. Sementara untuk orang dengan kelainan makan atau sedang hamil, underweight, overweight atau obese tidak bisa diaplikasikan.
Pada saat kunjungan ke layanan primer, populasi tersebut perlu diukur tinggi badan, berat badan dan IMT-nya secara tepat. Rekomendasi tentang pengukuran ini merupakan rekomendasi yang kuat, tetapi memang tidak didukung oleh bukti yang kuat.
Rekomendasi lainnya yang diberikan adalah untuk sebaiknya dokter tidak perlu menawarkan program formal untuk mencegah peningkatan berat badan. Pada penelitian yang dilakukan, kelompok yang menjalani program khusus dibandingkan yang tidak ternyata hanya mengalami penurunan berat badan dengan perbedaan yang minimal (0.8 kg). Rekomendasi ini termasuk rekomendasi yang lemah dengan bukti-bukti yang belum terlalu kuat. Akan tetapi, pada pasien dengan faktor risiko obesitas maupun komplikasi dari obesitas seperti dm tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, atau mereka yang memiliki motivasi tinggi untuk menghindari peningkatan berat badan kita tetap dapat membuat program khusus untuk menjaga berat badan tetap ideal.
Penanganan berat badan berlebih dan obesitas. Pada orang dewasa yang mengalami obesitas dan berisiko tinggi mengalami DM tipe-2, komite merekomendasikan dokter untuk menjalankan intervensi behavior yang terstruktur yang bertujuan untuk penurunan berat badan. Intervensi terstruktur tersebut merupakan program modifikasi behavior yang intensif, melibatkan beberapa sesi dalam minggu hingga bulan. Hal tersebut difokuskan pada diet, olahraga atau perubahan gaya hidup, baik salah satu atau kombinasinya. Selain diet dan olahraga, perubahan gaya hidup juga meliputi konseling, edukasi atau support dan perubahan lingkungan. Partisipan yang menjalani program terstruktur tersebut pada beberapa penelitian menunjukan lebih rendahnya onset baru DM tipe 2 dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Sementara itu, orang dewasa yang overweight atau obesitas juga direkomendasikan untuk mendapatkan intervensi terstruktur tersebut. Pada metaanalisis yagn digunakan, didapatkan bahwa populasi dengan intervensi mengalami penurunan berat badan lebih banyak, penurunan lingkar pinggang, serta cenderung mengalami penurunan berat badan 5% atau lebih dibandingkan kelompok kontrol. Juga, terjadi penurunan yang lebih besar pada kolesterol total, LDL, gula darah puasa, serta tekanan darah sistolik maupun diastolik.
Intervensi farmakologis. Untuk orang dewasa yang mengalami overweight atau obesitas, direkomendasikan untuk tidak mendapatkan intervensi farmakologis secara rutin yang bertujuan untuk menurunkan berat badan. Metaanalisis yang digunakan melibatkan kelompok yang mendapatkan metformin atau orlistat serta kelompok kontrol yang mendapatkan placebo. Pada semua kelompok tersebut, intervensi diet dan olahraga tetap dijalankan.
Pasien yang mendapatkan terapi farmakologis memang mengalami penurunan berat badan yang lebih banyak dibandingkan yang tidak, serta mengalami penurunan pada kadar kolesterol total, LDL, gula darah puasa dan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Namun, yang menjadi perhatian adalah adanya banyak kejadian efek samping obat, keluhan gastrointestinal serta penarikan penggunaan obat karena adanya gangguan gastrointestinal maupun bahaya lainnya dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Oleh karena hal itu, penggunaan terapi farmakologis tidak disarankan kecuali untuk mereka yang dinilai akan mendapatkan manfaat lebih disbanding potensi bahayanya. Dalam hal ini adalah pasien dengan risiko diabetes, atau yang memiliki motivasi tinggi untuk menurunkan berat badan serta tidak terlalu terganggu dengan potensi efek samping (seperti keluhan gastrointestinal, dan semacamnya).
Berikut ini adalah perkembangan rekomendasi dalam penanganan obesitas dari masa ke masa.
Referensi :
Peirson L, Fitzpatrick-Lewis D, Ali MU, Ciliska D, Warren R, Kenny M, dkk. Recommendations for prevention of weight gain and use of behavioural and pharmacologic interventions to manage overweight and obesity in adults in primary care. CMAJ 2015. DOI:10.1503 /cmaj.140887 . Artikel dapat diakses di www.cmajopen.ca/content/2/4/E268 and www.cmajopen.ca/content/2/4/E306