Mekanisme Pubertas pada Perempuan

Oleh Nur Atikah

Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan. Jika dipandang dari aspek psikologis dan sosialnya, masa remaja adalah suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Masa pubertas adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi suatu percepatan pertumbuhan (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas, dan terjadi perubahan psikologis secara menyolok.1

Pubertas berarti permulaan kehidupan seksual dewasa, dan menarche berarti awal dari siklus haid. Periode pubertas disebabkan oleh peningkatan bertahap sekresi hormon gonadotropic oleh kelenjar hipofisis, dimulai pada sekitar tahun ke  8 dalam hidup dan biasanya mencapai puncaknya di masa pubertas dan menstruasi antara usia 11 dan 16 tahun pada anak perempuan (rata-rata, 13 tahun). 2

Pubertas dimulai ketika bagian otak yang disebut hypothalmus mulai melepaskan hormon yang disebut gonadotropin-releasing hormon (GnRH). GnRH kemudian memberi sinyal kelenjar hipofisis untuk melepaskan dua hormon, yaitu luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH), untuk memulai perkembangan seksual. Sebuah studi yang didanai sebagian oleh National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) telah mengidentifikasi gen yang tampaknya menjadi sinyal penting bagi awal pubertas. Tanpa salinan fungsi gen, yang dikenal sebagai GPR54, tampaknya manusia tidak dapat memasuki pubertas normal.3

Perkembangan payudara adalah tanda utama yang seorang gadis sedang memasuki pubertas. Periode menstruasi pertama (menarche) biasanya berikut dalam waktu sekitar 2 tahun. Sebelum periode menstruasi pertama, seorang gadis biasanya akan memiliki:4

  • Peningkatan tinggi
  • Peningkatan ukuran pinggul
  • Cairan vagina (keputihan)
  • Pertumbuhan rambut kemaluan, ketiak, dan kaki

Perubahan Pubertas

Sekresi estrogen menginduksi pertumbuhan dan pematangan saluran reproduksi wanita serta perkembangan karakteristik seks sekunder wanita. Efek estrogen yang menonjol pada karakteristik seks sekunder tersebut adalah mendorong penimbunan lemak di lokasi-lokasi strategis, misalnya payudara, bokong, dan paha, sehingga terbentuk sosok melekuk-lekuk khas wanita.

Pembesaran payudara pada saat pubertas terutama disebabkan oleh penimbunan lemak di jaringan payudara dan bukan disebabkan oleh perkembangan fungsional kelenjar mamaria. Tiga perubahan pubertas lainnya pada wanita yaitu pertumbuhan rambut ketiak dan pubis, linjakan pertumbuhan pubertas, dan munculnya libido disebabkan oleh lonjakan sekresi androgen adrenal pada pubertas, bukan akibat estrogen.5

Siklus Ovarium5

  • Fase folikel (didominasi oleh adanya folikel matang)
  1. Selapis sel-sel granulsa di folikel primer berproliferasi membentuk beberapa lapisan mengelilingi oosit -> zona pelusida
  2. Pada saat yang sama, sel-sel jaringan ikat khusus di ovarium di tepi folikel yang sedang tumbuh berproliferasi dan berdiferensiasi, membentuk lapisan luar -> sel-sel teka
  3. Sel teka dan sel granulose disebut sel folikel -> mensekresikan estrogen
  4. Lingkungan hormonal mengubah folikel primer -> folikel sekunder (ditandai dengan pembentukan antrum yang berisi cairan di bagian tengah sel granulose)
  5. Oosit mencapai ukuran maksimum pada saat antrum terbentuk
  6. Folikel berkembang menjadi folikel de Graaf dalam waktu 14 hari setelah permulaan perkembangan folikel
  7. Antrum menempati sebagian besar ruang di folikel matang
  8. Oosit tergeser asimetris ke salah satu sisi folikel
  9. Folikel matang tersebut menonjol ke permukaan ovarium -> membentuk daerah tipis yang pecah untuk mengeluarkan oosit saat ovulasi

Ruptur folikel pada ovulasi merupakan tanda berakhirnya fase folikel dan mulainya fase luteal

  • Fase luteal
  1. Sel-sel granulose dan sel teka di folikel yang rupture kolaps ke dalam ruang antrum -> korpus luteum
  2. Korpus luteum mengeluarkan progesteron dalam jumlah besar dan estrogen dalam jumlah lebih sedikit
  3. Ovum tidak dibuahi -> korpus luteum berdegenerasi dalam 14 hari setelah pembentukannya -> difagositosis -> diisi massa jaringan fibrosa (korpus albikans)

Fase luteal berakhir dan satu siklus ovarium selesai.

Hubungan antara kadar hormone dan perubahan siklus ovarium

Fase folikel : folikel mengeluarkan estrogen di bawah pengaruh FSH, LH, dan estrogen itu sendiri -> kadar estrogen terus meningkat:

  • menghambat sekresi FSH
  • menekan sekresi LH yang terus meningkat selama fase folikel

Pengeluaran estrogen mencapai puncak -> memicu lonjakan LH -> ovulasi folikel matang. Sekresi estrogen menurun saat folikel mati pada ovulasi.

Sel-sel folikel lama diubah menjadi korpus luteum à mengeluarkan progesteron dan estrogen -> progesterone menghambat FSH dan LH.

Kadar progesterone dan estrogen menurun tajan saat korpus luteum berdegenerasi -> pengaruh inhibitorik sekresi FSH dan LH lenyap -> FSH dan LH meningkat -> merangsang pembentukan folikel baru.

Perubahan Hormon pada Siklus Menstruasi

 Siklus Menstruasi5

  • Fase menstruasi
    • Ditandai oleh pengeluaran darah dan debrei endometrium dari vagina
    • Korpus luteum berdegenerasi -> tidak ada yang mendukung lapisan endometrium secara hormonal
    • Penurunan kadar hormone ovarium -> merangsang pengeluaran prostaglandin uterus -> vasokonstriksi pembuluh-pembuluh endometrium -> aliran darah ke endometrium terganggu -> kematian endometrium
    • Prostaglandin uterus -> merangsang kontraksi ritmik ringan endometrium -> membantu mengeluarkan darah dan debris endometrium (darah haid)
  • Fase proliferasi
    • Dimulai bersamaan dengan bagian terakhir fase folikel ovarium pada saat endometrium mulai memperbaiki diri
    • Darah haid berhenti -> di uterus tinggal 1 lapisan tipis endometrium -> estrogen merangsang proliferasi sel epitel, kelenjar, dan pembuluh darah di endometrium -> kadar estrogen memuncak -> lonjakan LH -> ovulasi
  • Fase sekresi
    • Saat korpus luteum terbentuk -> menghasilkan progesterone dan estrogen dalam jumlah besar -> progesterone bekerja pada endometrium tebal yang sudah dipersiapkan oleh estrogen untuk mengubahnya menjadi jaringan yang kaya pembuluh dan glikogen -> kelenjar-kelenjar endometrium aktik mengeluarkan glikogen -> menunjang perkembangan mudigah

DAFTAR PUSTAKA

  1. Pardede N. Masa remaja. In: Buku ajar I tumbuh kembang anak dan remaja. Eds: Narendra MB, et al. Jakarta: Sagung Seto; 2005. p. 138.
  2. Guyton AC. Hall JE. Textbook of medical physiology: female physiology before pregnancy and female hormones. 11th Philadelphia: Elsevier; 2006. p. 1021-2.
  3. National Institute of Child Health and Human Development. Puberty. Diunduh dari http://www.nichd.nih.gov/health/topics/Puberty.cfm. Diakses 3 Oktober 2010.
  4. Mannheim JK. Puberty and adolescence. Diunduh dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001950.htm. Diakses 3 Oktober 2010.
  5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. 2nd Jakarta: Penrebit Buku Kedokteran EGC; 1996.

Medicinesia

Sebuah website yang didedikasikan untuk mahasiswa kedokteran maupun ilmu kesehatannya lainnya di Indonesia.