Tatalaksana Nutrisi pada Anak Diare
Oleh Nur Atikah
Pertumbuhan bayi yang signifikan selama 1 tahun pertama kehidupan dan pertumbuhan yang berkelanjutan dari usia 1 tahun sampai remaja membutuhkan kebutuhan nutrisi yang unik. Karena tingkat pertumbuhan yang cepat, disertai dengan perubahan perkembangan komposisi dan fungsi organ, kegagalan untuk memberikan nutrisi yang cukup selama masa ini cenderung memiliki efek buruk pada perkembangan dan pertumbuhan. Penyediaan kebutuhan gizi khusus, terutama selama awal kehidupan, cukup rumit oleh sedikitnya gigi pada bayi muda, proses digesti dan metabolic yang imatur dan ketergantungan pada pengasuh. 1
Anjuran Nutrisi Anak2
Tatalaksana pada Diare Anak2
Tiga elemen utama dalam tatalaksana semua anak dengan diare adalah terapi rehidrasi, pemberian zinc dan lanjutkan pemberian makan. Selama anak diare, terjadi peningkatan hilangnya cairan dan elektrolit (natrium, kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam tinja cair anak. Dehidrasi terjadi bila hilangnya cairan dan elektrolit ini tidak diganti secara adekuat, sehingga timbulah kekurangan cairan dan elektrolit. Derajat dehidrasi diklasifikasikan sesuai dengan gejala dan tanda yang mencerminkan jumlah cairan yang hilang. Rejimen rehidrasi dipilih sesuai dengan derajat dehidrasi yang ada.
Zinc merupakan mikronutrien penting untuk kesehatan dan perkembangan anak. Zinc hilang dalam jumlah banyak selama diare. Penggantian zinc yang hilang ini penting untuk membantu kesembuhan anak dan menjaga anak tetap sehat di bulan-bulan berikutnya. Telah dibuktikan bahwa pemberian zinc selama episode diare, mengurangi lamanya dan tingkat keparahan episode diare dan menurunkan kejadian diare pada 2-3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti ini, semua anak dengan diare harus diberi zinc, segera setelah anak tidak muntah.
Selama diare, penurunan asupan makanan dan penyerapan nutrisi dan peningkatan kebutuhan nutrisi, sering secara bersama-sama menyebabkan penurunan berat badan dan berlanjut ke gagal tumbuh. Pada gilirannya, gangguan gizi dapat menyebabkan diare menjadi lebih parah, lebih lama dan lebih sering terjadi, dibandingkan dengan kejadian diare pada anak yang tidak menderita gangguan gizi. Lingkaran setan ini dapat diputus dengan memberi makanan kaya gizi selama anak diare dan ketika anak sehat.
Obat antibiotik tidak boleh digunakan secara rutin. Antibiotik hanya bermanfaat pada anak dengan diare berdarah (kemungkinan besar shigellosis), suspek kolera, dan infeksi berat lain yang tidak berhubungan dengan saluran pencernaan, misalnya pneumonia. Obat anti-protozoa jarang digunakan. Obat-obatan “anti-diare” tidak boleh diberikan pada anak kecil dengan diare akut atau diare persisten atau disenteri. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, malah dapat menimbulkan efek samping berbahaya dan terkadang berakibat fatal.
Pemberian Makan saat Anak Diare
Pemberian makanan harus diteruskan selama diare dan ditingkatkan setelah sembuh. Tujuannya adalah memberikan makanan kaya nutrient sebanyak anak mampu menerima. Meneruskan pemberian makanan akan mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal, termasuk kemampuan menerima dan mengabsorpsi berbagai makanan. Makanan yang diberikan pada anak diare tergantung kepada umur, makanan yang disukai, dan pola makan sebelum sakit serta budaya setempat. Pada umumnya makanan yang tepat untuk anak diare sama dengan yang dibutuhkan dengan anak sehat.3
- ASI tetap diberikan
- Meskipun nafsu makan anak belum membaik, pemberian makan tetap diupayakan pada anak berumur 6 bulan atau lebih.
Jika anak biasanya tidak diberi ASI, lihat kemungkinan untuk relaktasi (yaitu memulai lagi pemberian ASI setelah dihentikan) atau beri susu formula yang biasa diberikan. Jika anak berumur 6 bulan atau lebih atau sudah makan makanan padat, beri makanan yang disajikan secara segar – dimasak, ditumbuk atau digiling. Berikut adalah makanan yang direkomendasikan:
- Sereal atau makanan lain yang mengandung zat tepung dicampur dengan kacang-kacangan, sayuran dan daging/ikan, jika mungkin, dengan 1-2 sendok teh minyak sayur yang ditambahkan ke dalam setiap sajian.
- Makanan Pendamping ASI lokal yang direkomendasikan dalam pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di daerah tersebut.
- Sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang dapat diberikan untuk penambahan kalium.
Bujuk anak untuk makan dengan memberikan makanan setidaknya 6 kali sehari. Beri makanan yang sama setelah diare berhenti dan beri makanan tambahan per harinya selama 2 minggu.2
DAFTAR PUSTAKA
- Kliegman RM, et al. Nelson textbook of pediatrics. 18th Philadelphia: Saunders; 2007.
- Buku saku pedoman pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta: WHO Indonesia; 2008.
- Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. In: Juffrie M et al, editor. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011. p. 111-3.