Aspek Anatomi dan Histologi Kelenjar Endokrin

Oleh Herliani Halim

Hormon merupakan molekul mediator yang dikeluarkan oleh salah satu bagian tubuh (sel pensinyal) tetapi mengatur aktivitas sel pada bagian tubuh lainnya (sel target).  Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar endokrin.  Oleh karena itu,  hormon akan memasuki cairan interstitial untuk selanjutnya berdifusi ke dalam pembuluh darah.1

Sebagian besar hormon endokrin adalah hormon yang bersirkulasi melalui aliran darah untuk mencapai sel target yang jauh.1  Beberapa lainnya bekerja secara lokal dan disebut sebagai:1,2

  1. sekresi parakrin ketika bekerja mempengaruhi sel yang berdekatan (tetangga), contoh ketika gastrin dihasilkan oleh sel G dan mencapai sel target di fundus.
  2. sekresi jukstakrin ketika molekul sinyal berada di permukaan sel penyekresi  atau matriks ekstraseluler dan baru mempengaruhi sel lainnya ketika berkontak.  Fungsi dari pensinyalan dengan cara ini penting untuk pensinyalan perkembangan jaringan.
  3.  sekresi autokrin ketika molekul sinyal bekerja pada sel pensinyal itu sendiri, contoh IGF (Insulin Growth Factor) yang bekerja pada sel penghasilnya itu sendiri.

Kelenjar endokrin di dalam tubuh manusia terdiri dari  kelenjar pituitary (hipofisis), tiroid, paratiroid, adrenal dan pineal.  Selain kelenjar endokrin, terdapat pula sel pada organ atau jaringan yang menghasilkan hormon yaitu hipotalamus, timus, pankreas, ovarium, testes, ginjal, lambung, hati, usus halus, jantung, kelenjar adiposa, dan jantung.  Bersama-sama, kelenjar endokrin dan sel penyekresi hormon ini membentuk sebuah sistem endokrin.1

Kelenjar Endokrin di dalam Tubuh Manusia

A.KELENJAR PITUITARY (HIPOFISIS)1,2

                Terletak di bawah otak dalam rongga resesus sphenoid, tepatnya di sella turcica.  Berbentuk seperti kacang polong dengan panjang 1-1,5 cm dan berat 0,5 g pada orang dewasa.  Kelenjar ini dikenal sebagai master gland meskipun belakangan diketahui bahwa kelenjar ini bekerja di bawah pengaruh hipotalamus. Hipotalamus pula yang menghubungkan antara sistem saraf dan endokrin.  Keduanya terhubung melalui struktur seperti tangkai yaitu infundibulum dan membentuk sistem portal hipotalamo-hipofisis.  Suplai darah berasal dari arteri karotid interna yang kemudian bercabang menjadi arteri hipofisis superior (memperdarahi eminens mediana dan tangkai infundibular) dan arteri hipofisis inferior (memperdarahi terutama neurohipofisis).

Gambaran Histologis Kelenjar Hipofisis

Kelenjar pituitary terdiri dari 2 bagian yaitu:

A.1.Kelenjar Hipofisis Anterior (Adenohipofisis, 75% dari berat total kelenjar)

Berasal dari ektoderm atap mulut primitif dan tumbuh secara kranial membentuk kantung Rathke.  Selanjutnya, kantung ini berkonstriksi sehingga terpisah dari faring.

Gambaran Histologis Hipofisis Anterior
Pituitari Anterior dengan Perbesaran Lebih

 

 

A.2. Kelenjar Hipofisis Posterior (Neurohipofisis)

Neurohipofisis berasal dari tunas yang tumbuh dari dasar diensefalon. Oleh karena itu, mengandung 100.000 akson tidak bermielin (dari neuron sekretorik) yang terletak nukleus supraoptikus dan nukleus paraventrikularis hipotalamus.  Neurohipofisis terdiri dari pars nervosa ( tidak mengandung sel sekretorik) dan tangkai infundibular.  Selain akson, terdapat pula sel glia bercabang yang disebut pituisit dengan jumlah sel yang terbanyak.

 

Aspek Histologis Neurohipofisis

 

 

Adapun hormon yang dihasilkan adalah:

a.ADH (antidiuretic hormone/ vasopressin) oleh nukleus supraoptikus: menurunkan produksi urin dengan cara meningkatkan permeabilitas duktus koligens terhadap air.

b.oksitosin oleh nukleus paraventrikularis: meningkatkan kontraksi uterus ketika melahirkan dan menstimulasi pengeluaran air susu.

          Setelah dihasilkan di hipotalamus, kedua hormon ini akan ditransportasikan ke pars nervosa dan terakumulasi di badan Herring (badan neurosekretorik) yang bersifat granul eosinofilik.  Di permukaan granul tersebut terdapat protein pembawa yang disebut neurophysin I dan II.  Nantinya, impuls saraf akan merangsang pengeluaran peptida dari badan Herring sehingga beredar di dalam aliran darah.

            

B.KELENJAR TIROID1,2

                Berbentuk kupu-kupu dan terletak di servikal tepatnya di anterior laring.   Kelenjar ini berasal dari endoderm usus depan berdekatan dengan bakal lidah. Lobus lateral kanan dan kiri dihubungkan oleh isthmus yang terletak di anterior trakea.  Terkadang, lobus piramidalis yang berukuran kecil dapat menonjol ke atas dari isthmus.  Berat normal tiroid adalah 30 g dan kaya vaskularisasi dengan suplai darah 80-120 ml per menit.      

          Hormon yang dihasilkan adalah tirosin (T4) dan triiodotironin (T3) yang berperan penting dalam pertumbuhan, diferensiasi sel, kontrol laju metabolisme basal, dan konsumsi oksigen.  Selain itu, hormon ini berperan pula dalam metabolisme lipid, karbohidrat, dan protein.

 

Gambaran Histologis Kelenjar Tiroid

 

 

Secara mikroskopik, parenkim tiroid disusun oleh struktur epithelial berbentuk lingkaran yang disebut folikel tiroid.  Setiap folikel berisi koloid yang terdiri dari glikoprotein tiroglobulin, prekursor untuk hormon yang aktif.   Kelenjar tiroid merupakan satu-satunya kelenjar dengan simpanan terbanyak.  Pada manusia, simpanan tersebut cukup untuk digunakan lebih dari tiga bulan tanpa adanya sintesis yang baru.

Bentuk sel folikular yang gepeng dan lumen penuh berisi koloid menandakan bahwa kelenjar inaktif.  Sebaliknya, jika sel folikular berbentuk kuboid dan lumen kosong maka kelenjar aktif.  Selain itu, sel folikular memiliki inti yang bulat dengan daerah basal yang kaya dengan retikulum endoplasma kasar dan apikal (yang menghadap ke lumen), terdapat kompleks Golgi dan granul sekretorik berisi koloid.

Selain sel folikular, terdapat sel parafolikular yang berasal dari krista neuralis yang berukuran lebih besar dan terpulas lebih pucat.  Disamping itu, sel ini lebih sedikit mengandung retikulum endoplasmik kasar dan granul hormon polipeptida.  Sel tipe ini menghasilkan kalsitonin yang menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas. 

 

C.KELENJAR PARATIROID1,2

Empat buah kelenjar dengan berat total 0,4 g terletak di belakang kelenjar tiroid.  Kelenjar ini berasal dari endoderm tepatnya kantung faringeal ke-3 (kelenjar superior) dan ke-4 (kelenjar inferior).

Kelenjar Paratiroid

 

 Dua jenis sel yang menyusun kelenjar paratiroid adalah:

a.sel principal (chief cells): jumlahnya banyak, berbentuk poligonal kecil dengan inti bulat, sitoplasma sedikit, dan pucat.  Sel ini menghasilkan PTH (parathyroid hormone) yang mengatur kadar kalsium, magnesium, dan fosfat.

b.sel oksifil:  terkadang dijumpai dalam jumlah sedikit, berukuran lebih besar dengan sitoplasma asidofilik dan bentuk mitokondria abnormal.  Beberapa sel oksifil menunjukkan kadar PTH yang rendah.

 

 

D.KELENJAR ADRENAL (SUPRARENAL)1,2

Kelenjar Adrenal

 

Terletak di kutub atas ginjal berbentuk bulan sabit pipih dengan panjang 4-6 cm dan lebar 1-2 cm.  Berat keduanya adalah 8 g.  Tiap kelenjar ditutup oleh kapsula jaringan ikat yang padat dan bagian stroma kaya akan serat retikularis yang mendukung sel sekretorik.

 

 

D.BADAN PINEAL2

                Disebut pula epifisis serebri dan berasal dari neuroektoderm di bagian atap diensefalon.  Kelenjar ini berbentuk biji pinus, berat 150 g, dan terletak di dekat ventrikel 3.  Ciri khas dari kelenjar ini adalah adanya corpora arenacea yang terbentuk dari matriks kalfisikasi (dari garam kalsium dan magnesium). 

 

Corpora aracnea

 

Terdiri dari dua jenis sel yaitu:

a.pinealosit: basofilik, berukuran besar, inti ireguler, banyak mitokondria.

 Sel ini menghasilkan melatonin (derivat triptofan) yang berfungsi menciptakan irama sikardian, antioksidan, dan mengatur onset pubertas serta kematangan seksual.  

b.astroglia: memiliki prosesus sitoplasmik yang panjang, ditemukan pada area perivaskular, dan di antara pinealosit.

Gambaran Histologis Kelenjar Pineal

 

E. PULAU LANGERHANS 1,2

                Berbentuk telur yang berasal dari endoderm yang berada dekat dengan duktus biliaris dan terdiri dari ratusan pulau.  Tiap pulau disusun oleh sel poligonal atau bulat, lebih kecil, dan pucat dibandingkan sel asinar di sekelilingnya.  Pulau Langerhans dilihat secara imunohistokimia terdiri dari:

a. sel alfa:     menghasilkan glukagon dan biasanya berada di pinggir pulau.  Fungsi glukagon adalah  memecah glikogen di hati.

b.sel beta: menghasilkan insulin dan terletak di bagian tengah pulau.  Fungsi insulin adalah mempercepat transpor glukosa ke dalam sel, meningkatkan glikogenesis, meningkatkan lipogenesis, dan sintesis protein.

c.sel delta: menghasilkan somatostatin dan letaknya tersebar.  Fungi hormon ini adalah menghambat sekresi insulin dan glukagon serta absorpsi nutrien.

d.sel F:    menghasilkan polipeptida pankreas yang berfungsi menghambat sekresi somatostatin, kontraksi kandung empedu, dan  sekresi dari enzim pankreas.

Kelenjar Pankreas Secara Histologi. 1.asinus, 2.pulau Langerhans, 3.duktus intralobaris, 4.septa jaringan ikat interlobularis

 

 



Daftar Pustaka:

1.Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology.  12th ed.  Asia: John Wiley & Sons; 2009, p. 643-74.

2.  Mescher AL. Junqueira’s basic histology 12th ed.  Singapore: Mc.Graw Hill; 2010, p. 348-70.

Medicinesia

Sebuah website yang didedikasikan untuk mahasiswa kedokteran maupun ilmu kesehatannya lainnya di Indonesia.