Hipertiroidisme: Diagnosis dan Tatalaksana

Artikel ini sudah dibaca 21445 kali!

Oleh dr. Rahmanu Reztaputra

Artikel asli: Reid JR, Wheeler SF. Hyperthyroidism. Am Fam Physician. 2005;72:623-30, 635-6

Disclaimer: Artikel ini merupakan saduran dengan bahasa yang lebih sederhana dari artikel di atas. Target pembaca artikel ilmiah populer ini adalah mahasiswa rumpun ilmu kesehatan tingkat awal. Artikel ini lebih bertujuan sebagai pendahuluan atau membuka wawasan mengenai topik di atas. Untuk informasi yang lebih lengkap pembaca disarankan mencari artikel di atas.

Dari SD kita sudah mengenal adanya kelenjar gondok dan penyakit gondok. Kini kita di fase kuliah mungkin telah mengenal fungsi kelenjar gondok atau tiroid beserta kelainannya. Salah satu penyakit tiroid adalah hipertiroidisme, yaitu peningkatan kadar hormone tiroid. Apabila peningkatan ini menimbulkan gejala maka disebut tirotoksikosis.

Definisi hipertiroidisme dan tirotoksikosis telah dijelaskan di atas. Lalu, bagaimana sih pasien yang mengalami tirotoksikosis? Manifestasi klinis hipertiroidisme bervariasi menurut keparahan dan usia. Gejala hipertiroidisme pada umumnya berupa peningkatan aktifitas metabolism tubuh dan sensitifitas terhadap katekolamin. Pada orang tua gejala klasik ini mungkin sulit ditemukan. Selain itu terdapat pula jenis tirotoksikosis yang parah, yaitu thyroid storm, yang ditandai oleh adanya delirium, takikardia parah, demam, muntah, diare, dehidrasi.

Penyebab hipertiroidisme sangat banyak, diagnosis banding disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Diagnosis banding hipertiroidisme beserta patofisiologi dan karakteristik tiroidnya.

Diagnosis banding hipertiroidisme beserta patofisiologi dan karakteristik tiroidnya

Pendekatan klinis hipertiroidisme dapat dilihat pada gambar 1. Awalnya tentu saja pasien dating dengan keluhan. Kita lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis. Setelah mendapatkan kecurigaan kearah hipertiroidisme, kita melakukan pemeriksaan laboraturium untuk mengerucutkan diagnosis banding.

Hyperthyroidism

Gambar 1. Alur diagnosis hipertiroidisme.

Setelah mencurigai adanya hipertiroidisme dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis, kita melakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan pertama adalah Thyroid Stimulating Hormone(TSH), utnuk membedakan apakah hipertiroidisme primer atau sekunder. Bila primer maka lakukan pemeriksaan T4 bebas. Bila T4 bebas normal maka lakukan pemeriksaan kadar T3 bebas, sedangkan bila meningkat maka dipastikan hipertiroidisme primer. Untuk membedakan jenis hipertiroidisme primer lakukanlah pemeriksaan ambilan tiroid.

Tatalaksana hipertiroid juga bergantung kondisi klinis (jenis penyakit dan komorbid) dan demografis(usia) pasien. Secara umum tatalaksana hipertiroidisme adalah menurunkan jumlah hormone beredar dan mengendalikan gejala(akibat peningkatan sensitifitas terhadap katekolamin). Modalitas terapi berupa farmakologis dan nonfarmakologis, biasanya pilihan kedua dilakukan apabila pilihan pertama belum berhasil. Pilihan terapi hipertiroidisme dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Modalitas terapi hipertioidisme beserta mekanisme, indikasi, kontraindikasi, dan komplikasinya.

Modalitas terapi hipertiroidisme beserta mekanisme, indikasi, kontraindikasi, dan komplikasinya 1Modalitas terapi hipertiroidisme beserta mekanisme, indikasi, kontraindikasi, dan komplikasinya 2

Medicinesia

Sebuah website yang didedikasikan untuk mahasiswa kedokteran maupun ilmu kesehatannya lainnya di Indonesia.