SLE: Klasifikasi Nefritis Lupus (International Society of Nephrology and Renal Pathology Society)
Artikel ini sudah dibaca 3584 kali!
Pada biopsi ginjal, pola dan beratnya jejas penting dalam menentukan diagnosis serta terapi yang paling baik. Saat ini, kriteria nefritis lupus telah menggunakan klasifikasi dari International Society of Nephrology (ISN) dan Renal Pathology Society (RPS). Sistem tersebut berfokus pada penyakit glomerulus meskipun adanya penyakit pada interstitial tubulus dan vaskular juga penting dalam mempengaruhi outcome klinis. Berdasarkan kriteria dari Systemic Lupus International Collaborating Clinic (SLICC), diagnosis nefritis lupus dapat ditegakan dengan dasar gambaran histologi meskipun tanpa kriteria tambahan lainnya.
Klasifikasi Nefritis Lupus (International Society of Nephrology and Renal Pathology Society)
Kelas I: Minimal Mesangial Lupus Nefritis
Glomerulus normal melalui mikroskop cahaya, tetapi pada pemeriksaan immunofluorescence tampak deposit imun mesangium.
Kelas II: Mesangial Proliferative Lupus Nephritis
Hiperselularitas pada mesangium pada berbagai tingkat atau terdapat ekspansi matrix mesangium melalui pemeriksaan dengan mikroskop cahaya, dengan deposit imun mesanium.
Kelas III: Focal Lupus Nephritis
Glomerulonefritis yang aktif maupun tidak baik, baik bersifat fokal, segmental maupun global, endo atau ekstrakapiler yang melibatkan ≤50% keseluruhan glomerulus, yang biasanya disertai dengan deposit imun subendotelial fokal, dengan atau tanpa perubahan pada mesangium.
Kelas ini dibagi menjadi 3, yaitu Kelas III A berupa lesi aktif dengan (nefritis lupus proliferatif fokal), Kelas III A/C berupa lesi aktif dan kronik (nefritis lupus proliferatif dan sklerosis fokal), Kelas III C berupa lesi kronik tidak aktif dengan scar glomerulus (nefritis lupus sklerosis fokal).
Kelas IV: Diffuse Lupus Nephritis
Seperti kelas III, tetapi glomerulonefritis telah melibatkan ≥50% keseluruhan glomerulus, yang biasanya dengan deposit imun subendotelial yang difus. Kelas IV dibedakan menjadi IV-S yang mana ≥50% glomerulus yang terlibat memiliki lesi segmental, serta IV-G apabila ≥50% glomerulus yang terlibat memiliki lesi global. Lesi segmental adalah lesi glomerulus yang melibatkan kurang dari setengah bagian glomerulus. Pembagian ini juga dibedakan lagi menjadi
Kelas IV-S (A) atau segmental dengan lesi aktif
Kelas IV-G (A) ataul global dengan lesi aktif)
Kelas IV-S (A/C) atau segmental dengan lesi aktif dan kronik.
Kelas IV-G (A/C) atau global dengan lesi aktif dan kronik.
Kelas IV-S (C) atau segmental dengan lesi kronik
Kelas IV-G (C) atau global dengan lesi kronis
Kelas V: Membranous Lupus Nephritis
Deposit imun subepitel yang bersifat global atau segmental atau sequelae morfologinya yang tampak pada mikroskop cahaya serta immunofluorescence atau mikroskop elektron, dengan atau tanpa perubahan pada mesangium. Kelas V ini dapat terjadi dengan kombinasi dengan kelas III atau IV.
Kelas VI : Advanced Sclerotic Lupus Nephritis
≥90% glomerulus secara global mengalami sklerosis tanpa residu aktivitas
Secara umum, nefritis lupus kelas III dan IV maupun penyakit kelas V yang disertai dengan kelas III dan IV, harus diterapi dengan imunosupresan secara agresif jika memungkinkan karena terdapat risiko tinggi terjadinya end stage renal disease (ESRD) pada pasien yang tidak diterapi atau under treatment. Sementara pada penyakit kelas I dan II atau dengan perubahan irreversible yang sudah meluas, terapi lupus tidak direkomendasikan.
Referensi:
Hahn BH. Harrison’s Principles of Internal Medicine: Systemic Lupus Erythemathosus. 19th ed. Amerika Serikat: McGraw-Hill Education; 2015. p. 2124-34.